Rahinan Pagerwesi di Bali

Salah satu hari raya umat Hindu di Bali adalah hari “Pagerwesi”, yang berarti “Pagar Besi”. Walaupun namanya “Pagar Besi”, hari raya ini tidak ada kaitannya dengan pagar^^. Hari raya ini adalah hari untuk memagari diri, bukan untuk melindungi dari hal – hal yang diluar saja; namun juga untuk menjaga pikiran dari kekotoran. Sehingga kita dapat hidup dengan makmur dan bahagia.

Hari raya Pagerwesi ini dilaksanakan pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta, setiap 210 hari sekali dan merupakan rangkaian hari raya Saraswati. Jika pada hari raya Saraswati merayakan munculnya / adanya ilmu pengetahuan, maka pada hari raya ini, kita bersyukur atas ilmu pengetahuan tersebut. Karena ilmu pengetahuan tersebut yang menjadi pendukung kehidupan sehingga seseorang dapat hidup dengan makmur, baik secara materi maupun rohani. Menurut lontar Sundarigama, ketika hari raya ini dianjurkan untuk melakukan meditasi / Samadhi yang tujuannya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan mengembangkan kebaikan dalam diri sehingga menjadi pagar pelindung untuk diri kita sendiri.

Cara merayakan hari raya ini berbeda – beda di Bali, tergantung tradisi di masing – masing daerah. Bahkan di daerah Buleleng (Bali Utara) hari raya ini dirayakan lebih besar dibandingkan hari raya Galungan dan Kuningan.

Pada hari raya ini akan kelihatan banyak umat Hindu di Bali yang menghaturkan banten / canang pada bermacam – macam peralatan termasuk kendaraan; karena semua itu merupakan hal – hal yang mendukung kehidupan.

Dengan menyadari pentingnya Ilmu Pengetahuan, seharusnya kita menjadi orang yang tidak berhenti untuk belajar; termasuk belajar dari pengalaman hidup. Karena pengetahuan tersebut akan menjadi pagar yang menjaga kita.

Sumber